Secangkir Rindu

Segelas kental hitam tersuguh dihadapanku
Tak mampu mengusir dinginnya malam ini
Makin malam, dingginya makin membeku
Tapi, tetap tak bisa membekukan rasa rindu
Tak terasa, waktu mulai pagi
Perubahan cuaca yang cepat sekali
Tapi lagi-lagi, rindu tetaplah awet
Padahal sudah bercangkir-cangkir kuhabiskan
Langit mulai biru
Surya mulai kelabu
Tanda sudah memasuki hari rabu
Ingin rasanya mengembalikan waktu
Untung kopi ini mencegahku
Warnanya hitam sehitam api neraka
Rasanya kuat sekuat kematian
Tapi manis, semanis cintaku padamu
“Nggak sabar mau weekend-an sama kamu” isi chat Ari pada si Ria.
“Uhuhuhuk, puitisnya” balasnya
Begitulah, dinamika kasmaran. Padahal, jarak kediaman mereka hanya Sigura-gura dengan Sumbersari.
Hilih. Dasar manis-manja-arogan.
(fmi)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.